Azkadinaku
Tugu Watu Prompong terletak di Grumbul Prompong, Desa Kutasari, Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Monumen ini dibangun pada tahun 1979 oleh para eks Pasukan Pelajar Indonesia Merdeka atau IMAM (Indonesia Merdeka Atau Mati) sebagai bentuk penghormatan terhadap para pahlawan yang gugur dalam pertempuran melawan Belanda.
Monumen berbentuk batu tidak beraturan ini berdiri di atas penyangga silinder setinggi 140 cm dengan diameter 200 cm. Meski sederhana, Tugu Watu menjadi simbol semangat juang para pemuda Indonesia yang berani mempertahankan kemerdekaan.
Latar Belakang Pertempuran Prompong
Pada 8 Agustus 1947, terjadi pertempuran sengit antara Pasukan IMAM dan Tentara Belanda di Dusun Prompong. Pertempuran ini merupakan lanjutan dari konflik yang terjadi setelah Belanda menduduki Kota Purwokerto dan melakukan operasi pembersihan ke desa-desa sekitar kaki Gunung Slamet yang menjadi basis perjuangan Republik Indonesia.
Sebelumnya, pada 6 Agustus 1947, pasukan Belanda melakukan serangan ke Desa Karangnangka, namun berhasil dipukul mundur oleh pasukan Kompi Koesworo. Setelah itu, pasukan Koesworo bergeser ke Desa Prompong, di mana mereka bergabung dengan pasukan Hizbullah dari Tegal yang dipimpin oleh Asikin.
Pertempuran Sengit di Prompong
Pada pagi hari Jumat, 8 Agustus 1947, sekitar pukul 07.00 WIB, pasukan Belanda melancarkan serangan mendadak ke Prompong. Serangan dimulai dari arah selatan dengan bantuan pesawat pengintai dan kendaraan lapis baja. Dua kolone Belanda menyusup dari berbagai arah—menyusuri sungai kecil di timur desa dan ladang jagung milik penduduk.
Pasukan pelajar IMAM yang dipimpin oleh Mohammad Besar terkejut dengan serangan mendadak tersebut. Pertempuran berlangsung sengit dan kacau karena tembakan datang dari berbagai arah, bahkan terjadi pertempuran jarak dekat di tengah ladang.
Sayangnya, karena perbedaan jumlah dan kekuatan senjata, pasukan IMAM terpaksa mundur. Dalam pertempuran itu, gugur Mohammad Besar dan Soeparto dari Pasukan IMAM, dua anggota Hizbullah, serta tiga penduduk setempat.
Tugu Watu Prompong: Simbol Pengorbanan Abadi
Untuk mengenang para pahlawan yang gugur dalam Pertempuran Prompong, keluarga besar Pasukan IMAM membangun Monumen Prompong pada tahun 1979. Tugu ini berdiri di tepi jalan raya Purwokerto–Baturaden, dan menjadi salah satu situs sejarah penting di Banyumas.
Di tugu tersebut terukir sebuah puisi penghormatan yang menggambarkan semangat juang dan pengorbanan para pahlawan:
“Di pagi cerah dan hening ini,
Gunung Slamet megah bagai saksi,
Musuh datang merobek kesunyian,
Awali hiruk pikuk pertempuran.
Akhirnya ku relakan jiwa ragaku ini,
Kubiarkan darahku membasuh bumi,
Kesemuanya untuk tanah pusaka tercinta,
Indonesia Merdeka (Prompong, 8 Agustus 1947).”
Makna dan Nilai Sejarah Tugu Watu Prompong
Tugu Watu Prompong bukan sekadar monumen, melainkan pengingat sejarah perjuangan generasi muda Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Lokasinya yang berada di lereng Gunung Slamet menjadikan tempat ini sekaligus sebagai destinasi wisata sejarah yang patut dikunjungi bagi siapa pun yang ingin memahami semangat patriotisme para pejuang Banyumas.
Lokasi dan Akses Menuju Tugu Watu Prompong
Alamat: Grumbul Prompong, Desa Kutasari, Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah
Akses: Sekitar 6 kilometer dari Alun-Alun Purwokerto menuju arah utara ke kawasan wisata Baturaden
Koordinat: -7.3315, 109.2362 (perkiraan)
Tugu Watu Prompong merupakan saksi bisu perjuangan heroik Pasukan Pelajar IMAM melawan penjajah Belanda pada tahun 1947. Monumen ini mengajarkan nilai patriotisme, keberanian, dan pengorbanan demi tegaknya kemerdekaan Indonesia. Hingga kini, Tugu Watu Prompong tetap berdiri megah di kaki Gunung Slamet, mengingatkan generasi muda bahwa kemerdekaan tidak datang begitu saja, melainkan hasil perjuangan darah dan air mata para pahlawan.
Beri komentar dengan bijak