Sebuah musibah mengerikan terjadi di tengah terik matahari Minggu (14/09/2025) siang. Jembatan Kali Erang yang berusia seabad di Desa Cilongok, Balapulang, tiba-tiba rubuh berkeping-keping. Saat itu, para pekerja yang tengah beristirahat setelah melepas beberapa ikatan angin, justru menjadi korban. Lima orang terluka, satu masih berjuang di rumah sakit.
Kejadian yang berlangsung pukul 12.30 WIB itu bukanlah sebuah insiden yang terjadi saat aktivitas pembongkaran berlangsung, melainkan di saat para pekerja sedang mengambil jeda istirahat. Mereka duduk-duduk di atas struktur baja tua itu, mungkin sambil menikmati makan siang, tanpa menyadari bahwa bencana hanya hitungan detik menjemput.
Baca Juga : https://azkadinaku.blogspot.com/2025/09/petisi-rakyat-tegal-suarakan.html
“Tiba-tiba jembatan ambruk dan insiden kecelakaan kerja terjadi,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Tegal, Teguh Dwi Rahardjo, dengan suara berat, dikonfirmasi via telepon pada malam harinya.
Lantas, apa pemicu runtuhnya jembatan yang sedang dibongkar itu? Teguh menengarai usia dan korosi sebagai biang keladinya. Jembatan yang telah berdiri selama sekitar 100 tahun itu digerogoti karat yang melemahkan struktur baja. Faktor kelelahan material dan tekanan berulang selama puluhan tahun akhirnya mencapai titik puncak. Ditambah lagi, tumpuan rol yang sudah tidak berfungsi membuat jembatan ini kehilangan kekuatannya secara drastis.
“Ini merupakan musibah,” ujar Bupati Tegal, Ustadz Ischak Maulana Rohman, yang langsung meninjau lokasi kejadian. Ia menyatakan keprihatinan mendalam namun juga mengingatkan agar unsur kehati-hatian lebih diutamakan. “Sekecil apapun risiko kerja pasti ada, terlebih di luar ruang. Ini yang harus diminimalisir,” tegasnya.
Meski pihak kontraktor, CV Cahaya Tiga Dara, telah memasang perancah besi sebagai pengaman, nyatanya itu tidak cukup untuk menahan ambrolnya struktur tua yang sudah rapuh.
Beruntung, kelima pekerja yang menjadi korban telah tercatat dalam BPJS Ketenagakerjaan. Seluruh biaya pengobatan mereka ditanggung oleh penyelenggara asuransi. Empat pekerja dengan luka ringan telah diperbolehkan pulang dan menjalani rawat jalan. Satu pekerja lain asal Desa Cilongok masih harus menjalani perawatan intensif di RSUD dr Soeselo.
Baca Juga : https://azkadinaku.blogspot.com/2025/09/sman-6-mataram-sabet-juara-2-dan-3.html
Sejak Kamis (11/09/2025), akses melintasi Jembatan Kali Erang memang sudah ditutup total. Kendaraan warga, termasuk sepeda motor, telah dialihkan untuk melintas di jembatan darurat yang disediakan. Langkah ini terbukti mencegah korban jiwa yang lebih besar, karena tidak ada kendaraan atau masyarakat yang melintas saat jembatan ambruk.
Jembatan yang dibongkar untuk diganti dengan yang baru berangka baja tipe B sepanjang 60 meter ini menjadi pengingat kelam betapa pekerjaan konstruksi menyimpan risiko tinggi, terutama ketika berhadapan dengan infrastruktur tua yang nyaris habis masa pakainya. ( *** )
Beri komentar dengan bijak