Azkadinaku.blogspot.com ( Pemalang )
Musik tradisional Bungpak, mengisi jeda waktu kosong saat rapat
paripurna DPRD Kabupaten Pemalang dalam
agenda mendengarkan pidato kenegaraan Presiden RI dalam rangka HUT ke 77
Proklamasi kemerdekaan RI tahun 2022 dan penyampaian pengantar pemerintah atas
RUU tentang APBN tahun anggaran 2023 beserta nota keuangannya kali ini.
Tidak
seperti tahun – tahun sebelumnya, untuk mengisi waktu kosong saat jeda pada
rapat paripurna, musik tradisional “Bungpak” asal Desa Pulosari, Kecamatan
Pulosari tersebut tampil dengan membawakan beberapa tembang bernuansa agamis
dan lagu daerah lainya.
Baca Juga : https://azkadinaku.blogspot.com/2022/08/bima-sakti-antar-timnas-indonesia-u-16.html
Slamet
selaku pimpinan paguyuban Bungpak menuturkan musik warisan dari nenek moyang
dengan alat musik yang terbuat dari bambu ini sengaja digelorakan kembali
setelah ratusan tahun tidak ada gaungnya.
Kata
Bungpak lanjut Slamet berasal dari kata “Bung” dan “Pak”. Bung yang berarti
muda dan Pak artinya tua jadi yang muda harus menghormati yang tua.
“Tujuannya
untuk memberikan motivasi kepada masyarakat agar tetap semangat membangun
Pemalang yang lebih baik. Dulu Bungpak digunakan oleh pendahulu kita sebagai
alat untuk penyebaran agama Islam,” tuturnya.
Tidak
sia – sia usaha Slamet untuk membangkitkan kembali group musik yang
beranggotakan tujuh orang tersebut, pasalnya setelah enam tahun yang lalu mulai
menghidupkan kembali, pada tahun ini paguyuban musiknya berhasil meraih juara
tiga pada ajang festival musik tradisional tingkat Jawa Tengah.
Baca Juga : https://azkadinaku.blogspot.com/2022/08/baritan-nelayan-asemdoyong-kabupaten.html
Dengan
prestasi itu, pihaknya kedepan akan memberikan semacam pelatihan Bungpak kepada
generasi muda sehingga Bungpak sebagai musik tradisional masyarakat Pemalang
tetap lestari.
“Kedepan
saya akan membuat semacam pelatihan musik Bungpak kepada generasi muda agar
tidak punah,” pungkasnya.
Beri komentar dengan bijak