Anak sulungku Gabriella Turino sudah menyelesaikan pendidikan Master of Finance di Amerika dan sekarang kembali ke Jakarta untuk meniti karier dan berbakti bagi negeri. Sementara si bontot Eugenia Turino masih menyelesaikan study S1 di UC Davis.
Anakku,
Malam sering kali sudah terlanjur larut, ketika aku baru tiba di rumah. Seharian ku memeras keringat dan otak. Ibumu pun kadang harus sudah berangkat kerja ketika pagi masih buta. Semuanya kami lakukan dengan tulus, tanpa mengeluh, mengumpulkan rupiah demi rupiah, agar mampu mengantarkanmu, anak-anakku, menggapai mimpi dan masa depan.
Anakku,
Aku tahu, tak mudah bagimu, menelusuri perjalanan akademik yang begitu melelahkan. Setumpuk tugas-tugas kuliah dan sekolah seolah tiada henti mendera. Tapi percayalah sejarah sudah membuktikan bahwa pendidikan bisa menjadi bekal bagi kalian kelak, dalam menata kehidupan yang lebih baik.
Anakku,
Yakinlah bahwa hanya jalanan yang mendaki yang akan mengantarkanmu ke puncak. Itu berat dan kadang sangat melelahkan. Tapi jangan pernah menyerah. Berhenti akan membuatmu tergelincir ke jurang kesia-siaan.
Anakku,
Pada tiap helaan napas kami, doa kami selalu menyertaimu, walau kami tak selalu berada di dekatmu. Jangan biarkan sang waktu bergulir tanpa makna. Awali harimu dengan senyum dan semangat, niscaya alam pun akan semakin bersahabat.
Anakku,
Ketika tiba waktunya kelak, baktikan ilmumu pada bumi pertiwi. Setiap masa punya tokohnya dan setiap tokoh ada masanya. Giliranmu akan tiba kelak. Jangan pernah lupakan negeri yang melahirkanmu. Indonesia membutuhkan karyamu.
Harris Turino
Jakarta, 3 Mei 2016
Beri komentar dengan bijak